Ufuktimur.com – Momentum Hari Santri diharapkan menjadi refleksi bersama, guna lebih memerhatikan permasalahan lingkungan dan kelestarian alam.
Hal itu disampaikan Pengasuh Pesantren Al Hidayah Lajukidul Singgahan, Tuban, Provinsi Jawa Timur, KH Muhaimin Munandar pada upacara peringatan Hari Santri di kabupaten setempat, Ahad 22 Oktober 2023.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk memerhatikan masalah besar yang jarang sekali dianggap penting oleh kalangan santri dan umat Islam, yakni terkait lingkungan dan kelestarian alam,” kata Kiai Munandar dikutip dari NU Online.
Menurut dia, perintah menjaga kebersihan lingkungan, telah disebutkan dalam Al Quran pada surat Al-Nur ayat 41 dan beberapa hadits. Namun, dalam praktiknya belum sepenuhnya diamalkan. Seperti pengolahan limbah sampah.
“Kita ini kurang amaliyahnya. Belum tercipta praktik baik dalam mengelola limbah dan sampah dari rumah tangga kita, dari industri rumah tangga, atau bahkan pesantren, madrasah dan masjid di lingkungan kita,” ungkapnya.
Padahal, sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan bau dan pemandangan tidak sedap serta mendatangkan berbagai penyakit. Terutama akan rawan bagi anak-anak.
“Anda bisa bayangkan, jika 4,08 juta santri di pesantren di Indonesia rata-rata menghasilkan sampah 0,4 kilogram per hari, menurut suatu penelitian maka akan ada timbunan seribu enam ratus tiga puluh dua ton sampah setiap hari,” terangnya.
Karena itu, Kiai Munandar berharap momentum Hari Santri menjadi refleksi bersama berjihad untuk negeri, dimulai dengan lingkungan terdekat.
“Berupa hal sederhana yang menjadi kunci dalam pengelolaan sampah, seperti mengajak setiap anggota keluarga untuk memisahkan tiga jenis sampah: organik dan sampah daur-ulang serta residu,” jelasnya.
Tak hanya itu, para santri juga perlu menciptakan lingkungan pesantren, masjid, madrasah-madrasah, lembaga pendidikan dan forum-forum pengajian.
“Tujuannya, guna mengajarkan dan meneladankan praktik baik dalam pengelolaan sampah di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Selain itu, santri juga perlu mengurangi berbagai hal yang menghasilkan sampah. “Mulailah selektif memikirkan mana yang kita perlukan dan mana yang hanya memenuhi nafsu konsumsi kita,” katanya.
Dia menyebutkan, memperjuangkan kebersihan dan kelestarian lingkungan, merupakan salah satu jihad menegakkan Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Sebab, Islam menjadi rahmat bagi semesta alam, bagi manusia, hewan, tumbuhan dan alam lingkungan secara umum. Kita tekadkan melalui Hari Santri Nasional ini, jihad ekologi santri untuk negeri. Jihad lingkungan untuk ibu pertiwi,” tegasnya.
Diketahui, peringatan Hari Santri di Pesantren Hidayah Lajukidul Singgahan, Tuban, Jawa Timur, yang mengambil tema Jihad Ekologi Santri untuk Ibu Pertiwi tersebut, juga menggelar berbagai kegiatan.
Berupa, kegiatan clean up the world dan aksi 1000 lubang biopori. Kemudian, gerakan bersih dan peduli lingkungan madrasah, aksi bersih dan peduli Kali Kening.
Lalu, pembuatan batik dengan pewarnaan alami (dedaunan dan ranting pohon), projek profil pelajar Pancasila Kurmer 2023 dengan tema Go Green. (**)