Bobong, Ufuktimur.com– Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) di Dua Perusahan Tambang PT Adidaya Tangguh (ADT) dan PT Bintani Mega Indah (BMI) yang beroperasi di Pulau Taliabu disorot. Pasalnya, selama beroperasi di Pulau Taliabu program CSR dinilai tidak berdampak dan bermanfaat bagi masyarakat.
Ini disampakan, Abdul Nasar Rachman Aktivis Aliansi Taliabu Bersatu (ATLAS). Ia mengatakan, sejak beroperasi, kedua perusahaan belum menunjukkan program nyata untuk pendidikan, pemberdayaan ekonomi, maupun pelestarian lingkungan. Kata dia, selama ini manfaat dari CSR nyaris tak menyentuh masyarakat.
“Yang muncul justru kekhawatiran warga terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan. Apalagi, ada lebih dari 20 izin tambang lain yang siap beroperasi di Pulau Taliabu kedepan,” ujarnya.
Nasar mengaku, ada laporan warga mengenai dugaan pelanggaran SOP pengelolaan limbah dan praktik pemutusan hubungan kerja tenaga lokal secara sepihak. Karena itu, Ia mendesak Komisi III DPRD Provinsi, Pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah agar memperketat pengawasan dan membuka ruang dialog dengan perusahaan tujuannya untuk mencegah dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas.
“Masalah ini kalau dibiarkan terus maka kerugian bagi masyarakat dan lingkungan akan sangat besar. Oleh kerana itu Pemerintah tidak boleh menutup mata,” tegasnya.(Nox)





