Jumat, September 26, 2025

Tak Laksanakan Kesepakatan Bersama Tentang Tarif Jembatan, Warga Kawalo – Woyo Gelar Aksi dan Palang Jalan

Must read

Bobong, Ufuktimur.com– Masyarakat Desa Kawalo dan Woyo, Kecamatan Taliabu Barat Pulau Taliabu, Maluku Utara menggelar aksi Demonstrasi di Depan Jembatan Penyebarangan di Likitobi, Sabtu (13/9/2025).

Massa aksi menuntut agar tarif jembatan diturunkan ke harga yang semula yaitu Kendaraan roda dua Rp.15.000 sekali menyebrang dan kendaraan roda empat Rp.50.000 sekali menyebrang. Sebab, pemilik jembatan menaikan tarik tanpa memikirkan keadaan ekonomi masyarakat. Jika pemilik jembatan indahkan tuntutan pendemo maka warga meminta agar jembatan tersebut dipindahkan supaya masyarakat kembali menggunakan rakit seperti semula

Hal ini berdasarkan kesepakatan antara masyarakat kedua Desa, Pemerintah Desa, BPD, Pemilik Jembatan, Dinas PUPR, dan Dinas Perhubungan yang disaksikan langsung oleh Kapolsek Taliabu Barat Namun, setelah disepakati tarif dikembalikan secara normal akan tetapi pemilik Jembatan, Andi Umasangadji tak mau melaksanakan itu. Andi kemudian meminta masyarakat untuk membuat petisi dukungan agar jembatan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah dengan membayar Rp. 3.000.000.000. Hal ini mendapat penolakan dari masyarakat. Bahwa ini adalah bisnis usaha pribadi yang tidak ada kaitan dengan masyarakat.

Amin Rais, salah satu warga yang berorasi mengatakan bahwa naiknya tarif jembatan masyarakat dua desa yang ekonomi terbatas pergi ke Ibu Kota Bobong merasa susah. Kata dia, sebelum jembatan ini ada, rakit sudah lebih dulu beroperasi dengan tarif yang murah.

“Torang berpikir dengan adanya jembatan ini sedikit mempermudah masyarakat, dalam hal tarif. Padahal tidak. Lebih mahal lagi dari rakit,” ungkapnya.

Ia mengatakan jika tarif tidak turun, baiknya jembatan itu disingkirkan, karena jembatan itu berada di tengah fasilitas umum, dalam hal ini jalan.

“Singkir saja jembatan itu. Karena jembatan itu ada di fasilitas umum. Biar torang menggunakan rakit ulang,” tegasnya

Orator lainnya, Aldi, juga mengeluhkan jembatan itu. Ia mengatakan tarif jembatan yang naik itu, warga merasa beban. Padahal, sebelumnya jembatan itu ada, rakit sudah lebih dulu beroperasi. Dan masyarakat yang ke Ibu Kota Bobong juga bisa jangkau harga tarif.

“Sebelum jembatan ini ada, rakit sudah beroperasi. Dan harga rakit juga murah. Torang kira jembatan ini ada, masyarakat tidak terlalu beban. Kasiang, hanya karena jembatan itu, berapa rakit yang beroperasi waktu itu tidak bisa operasi lagi. Pemilik rakit terpaksa banting setir mencari pekerjaan lain untuk kebutuhan keluarga hari-hari,” katanya

Ia menegaskan jika tarif jembatan tidak kembali ke normal, alangkah baiknya singkir dari tempat itu, karena jembatan itu berada difasilitasi umum. “Kalau tidak kembali ke tarif normal, segera pindah dari tempat itu. Karena jembatan itu berada di fasilitas umum. Karena masyarakat yang turun dari jembatan, langsung di jalan umum,” tegasnya.

Terpisah, Sekdes Woyo, Abdul Mutalib Sangaji dalam orasinya mengaskan, pemerintah Desa Woyo mendukung apa yang menjadi keluhan warga. Dibutuhkan administrasi untuk mendukung tuntutan warga maka pihaknya siap untuk membantu.

“Kami pemerintah desa mendukung tuntutan warga, jika ada adminstrasi pendukung dari desa maka kami siap membantu,” tegasnya.

Warga juga berharap agar pemerintah segera mengambil langkah agar masalah ini tidak berkepanjangan, karena mereka sangat merasa kesulitan. Warga juga meminta kepada DPRD untuk menyuarakan hal ini, karena infrastruktur adalah jembatan adalah hal yang penting bagi masyarakat.

Untuk diketahui, Tarif Jembatan sebelumnya Rp.15.000 naik jadi Rp.25.000 untuk kendaraan roda 2 per sekali lewat. Sementara, kendaraan roda 4 sebaliknya, Rp.50.000 naik menjadi Rp.100.000 per sekali lewat. Untuk mengalihkan perhatian warga atas kenaikan tarif tersebut pemilik jembatan menggratiskan di setiap hari Jumat. Namun, rutinitas warga bukan hanya di hari Jumat tetapi lebih padat dihari lainnya. Selain itu, warga kedua desa juga melalukan pemalangan akses jalan menuju Jembatan Nursafa, Likitobi. (Red)

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
Iklan Bawah
- Advertisement -spot_img

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article